Penyaluran Kredit di Sumut Capai Rp224,31 Triliun

Trending 1 year ago

OJK Kantor Regional 5 Sumbagut mencatat penyaluran angsuran dan pembiayaan oleh bank di Sumatera Utara sebesar Rp224,31 triliun alias tumbuh 1,76 persen (yoy). OJK Kantor Regional 5 Sumbagut mencatat penyaluran angsuran dan pembiayaan oleh bank di Sumatera Utara sebesar Rp224,31 triliun alias tumbuh 1,76 persen (yoy). Ilustrasi. (REUTERS/WILLY KURNIAWAN).

Medan, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan oleh bank di Sumatera Utara (Sumut) sebesar Rp224,31 triliun atau tumbuh 1,76 persen (yoy).

Adapun struktur angsuran terdiri dari 70,93 persen angsuran produktif dan 29,07 persen angsuran konsumtif.

"Pertumbuhan angsuran tersebut ditopang oleh angsuran investasi bank umum nan bertumbuh 9,46 persen yoy menjadi Rp61,46 triliun dan angsuran kepemilikan rumah tinggal nan bertumbuh 10,14 persen yoy menjadi Rp20,38 triliun," kata Kepala OJK Kantor Regional (KR) 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Yusup Ansori, Jumat (16/12).

Jika dibandingkan dengan tren historis dari Desember 2021 nan lalu, tambahnya, angsuran investasi justru mengalami kontraksi nan paling dalam. Hal ini menunjukkan sektor bumi upaya di Sumut sudah bergerak pulih dan mulai melakukan ekspansi upaya nan signifikan.

"Di saat angsuran dapat didorong untuk bertumbuh, profil akibat perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross nan turun hingga di bawah 3 persen, ialah sebesar 2,48 persen," ucapnya.

Peningkatan penyaluran angsuran dan support finansial terhadap upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi aspek krusial bukan hanya dalam mendukung pemulihan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengingat bahwa sektor UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja secara nasional.

"Hal tersebut juga nan menjadi salah satu dasar bagi OJK dalam menempatkan UMKM sebagai salah satu kategori upaya berkepanjangan sesuai POJK Keuangan Berkelanjutan (POJK Nomor 51/POJK. 03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik)," ucap Yusup.

Sejak pandemi covid-19 terjadi, sektor UMKM mengalami penurunan keahlian hingga Desember 2020 nan menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran secara masif. Akhirnya pada awal 2021, angsuran UMKM mulai meningkat dan terus bertumbuh pesat terutama selama tahun 2022.

"Hal ini terlihat dari share angsuran UMKM terhadap total angsuran nan terus meningkat setiap tahunnya, mulai dari 26,8 persen pada 2020, 31,07 persen pada 2021, dan sebesar 32,11 persen pada Oktober 2022. Angka tersebut sudah melampaui nomor 30 persen nan merupakan sasaran share angsuran UMKM nasional nan ditetapkan oleh presiden RI," terang Yusup.

[Gambas:Video CNN]

(fnr/sfr)

More
Source Investing
Investing